BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi susah untuk diartikan, bahkan susah untuk dijalankan dalam kehidupan keseharian bagi yang belum terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan pikiran bahwa kreativitas itu harus menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat. Banyak orang mengatakan bahwa kreativitas itu suatu cara berfikir untuk keluar dari masalah hidup keseharian yang melingkupi dan membelitnya.
Kreatifitas itu sikap dan pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru, baik baru menurut dirinya maupun baru menurut orang lain. Kreativitas itu berhubungan penciptaan sesuatu yang baru dan orisinal.
Kreatifitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat menghubungan suatu masalah atau fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga menjadi sesuatu yang baru. Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu yang baru. Nah, itu adalah tinjauan kreatifitas bagi orang awam dan orang yang tidak mau memusingkan diri dengan definisi-definisi.
Tetapi alangkah baiknya kita juga melihat pengertian kreativitas bagi orang-orang ahli. Kreativitas menurut Julius Chandra dalam bukunya Kreatifitas, dia mengartikan kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan
2. Menambah pengetahuan tentang kreativitas
3. Memberi pengetahuan bagaimana cara menumbuhkan kreativitas pada anak usia sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas kaitannya erat dengan imajinasi, karena kreatifitas mengembangkan daya fikir, daya fantasi yang sifatnya intelektual. pengertian kreatifitas menurut KBBI berarti hasil dari kemampuan mencipta. dengan daya imajinasi seseorang dapat menciptakan buah fikir yang ada kaitannya dengan kebutuhan hidup manusia. untuk mengembangkan pribadi dan intelektual manusia perlu memiliki pengetahuan dan kreatifitas.
Menurut TORRANCE (1962), kreatifitas dapat didefinisikan secara inklusif, yaitu meliputi semua usaha produktif yang unik dari individu. dengan kata lain kreatifitas dapat diartikan sebagai pola berfikir yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang bercirikan hasil artistik, penemuan ilmiah, dan penciptaan mekanik. dalam proses kreatifitas ada dua pandangan yaitu:
1. Pandangan Asosiasi
Menyatakan bahwa kreatifitas menyangkut pembentukan asosiasi stimulus-respons. jadi pandangan ini menekankan pada asosiasi yang dipelajari sebelumnya yang dihidupkan kembali kemudian dirangkaikan.
2. Pandangan Kognitif
Menyatakan bahwa kreatifitas melibatkan penggabungan gagasan dan informasi dalam cara baru yang berbeda. jadi pandangan ini menekankan bahwa analisis kognitif kreatifitas tidak semata-mata pada asosiasi yang luar biasa tetapi pada gagasan baru yang bermakna. contohnya ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berfikir luwes atau fleksibel, ketrampilan berpikir orisional, ketrampilan merinci atau mengelaborasi serta ketrampilan menilai.
Proses kreatif berlangsung mengikuti tahap-tahap tertentu. tidak mudah mengidentifikasi secara persis pada tahap manakah suatu proses kreatif itu sedang berlangsung dan dapat diamati adalah gejalanya berupa prilaku yang ditampilkan oleh individu.
Menurut Wallas (1991), menemukakan empat tahapan proses kreatif yaitu :
1. Persiapan (Preparation)
Pada tahap ini individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi. individu mencoba memikirkan berbagai alternative pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah. namun pada tahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasi berbagai alternative pemecahan masalah. pada tahap ini masih amat diperlukan perkembangan kemampuan divergen.
2. Inkubasi (incubation)
Pada tahap ini, proses pemecahan masalah “dierami” dalam alam prasadar. individu seolah-olah melepaaskan diri untuk sementara waktu dari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan mengendapannya dalam alam prasadar. proses inkubasi ini dapat berlangsung lama( berhari-hari atau bahkan bertahun) dan juga bisa sebentar (beberapa jam saja) kemudian timbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.
3. Iluminasi (illumination)
Tahap ini sering disebut sebagai tahap timbulnya insight. pada tahap ini sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasan baru. ini timbul setelah diendapkan dalam waktu yang lama atau bisa juga sebentar pada tahap inkubasi.
4. Verifikasi (Verification)
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvergen serta menghadapkannya kepada realitas. pada tahap ini pemikiran divergen harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. penerimaan secara total harus diikuti oleh kritik. filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. keberanian harus diikuti oleh sikap hati-hati. imajinasi harus diikuti oleh pengujian terhadap realitas. jadi pada tahap preparation, incubation, dan illumination adalah proses berfikir divergen yang menonjol maka dalam tahap verification yang lebih menonjol adalah proses berpikir konvergen.
Kreatifitas juga dapat ditinjau dari 4 aspek, yaitu :
1. Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam interaksi dengan lingkungannya. setiap anak mempunyai bakat kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. kreativitas sebagai kemampuan berfikir meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi.
a. Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkan sejumlah besar ide-ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik.
b. Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa atau menggunakan hal-hal atau situasi yang luar biasa. individu yang kreatif membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh dan membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan yang jarang dimiliki oranglain.
c. Elaborasi adalah kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
2. Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (keluarga, sekolah, masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini pendidik diharapkan dapat member dukungan, perhatian, serta sarana prasarana yang diperlukan.
3. Kreatifitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia prasekolah hendaknya kreatifitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat. jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang memenuhi mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak untuk berkreasi.
4. Kreatifitas sebagai produk merupakan suatu ciptaan baru yang bermakna bagi individu dan atau bagi lingkungannya. Pada seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. dan yang penting produk kreatifitas anak perlu dihargai agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi. Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan perasaan anak, menjangkau masa lalu, dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah
B. Ciri-ciri Kreatifitas
Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:
1. Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
2. Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam ide untuk memecahkan suatu masalah diluar kategori biasa.
3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide jadi kenyataan.
4. Sensitivity (kepekaan), yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan suatu situasi
Lebih lanjut, Munandar (1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berfikir adalah :
1. Ketrampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban , penyelesaian masalah atau pertanyaan.
2. Ketrampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.
3. Ketrampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.
4. Ketrampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
5. Ketrampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak.
Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:
1. Rasa ingin tahu
2. Bersifat imajinatif
3. Merasa tertantang oleh kemajemukan
4. Berani mengambil resiko
5. Sifat menghargai
Ciri kreatifitas juga digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang kreatifitasnya tinggi dan anak yang kreatifitasnya rendah. Anak yang kreatifitasnya tinggi cenderung lebih ambisius, mandiri, otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berfikir, tertarik pada hal-hal komplek dan perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah kreatifitasnya kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam berfikir.
C. Faktor-Faktor Yang Menunjang Kreatifitas
Faktor-faktor pendorong kreatifitas setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan berbagai kemudahan, sarana, dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara kreatif, suatu pengikatan yang melibatkan diri dalam suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan interaktif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.
Faktor penunjang kreatifitas yaitu :
1. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.
2. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.
3. Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.
Faktor lain penunjang kreatifitas adalah:
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki cenderung lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani mengambil resiko disbanding anak perempuan.
2. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan kreatifitasnya mati.
3. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.
4. Tingkat pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk menampilkan daya inisiatif dan kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kreatifitas tumbuh dan berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.
Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut :
a. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
b. Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
c. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
d. Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
e. Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan dan mengomunikasikan.
f. kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreatifitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya.
g. Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreatifitas, anak sulung laki-laki lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)
h. Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan, sekolah, dan motivasi diri.
2. Faktor Penghambat Berkembangnya Kreatifitas adalah sebagai berikut:
a. Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung resiko, dan upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui
b. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
c. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan
d. Stereotip peran seks
e. Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
f. Otoritarianisme
g. Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan
D. Teknik-Teknik Kreatifitas
Tugas perkembangan anak yang mendukung kreatifitas adalah bahwa anak harus mampu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru, anak diharapkan jika berlatih dan mengembangkan ketrampilan baru sesuai dengan tuntutan hidup. Sebaliknya anak yang tidak mampu mengembangkan kreatifitas atau ketrampilan akan menunjukan sikap mudah putus asa, merasa tidak aman sehingga menarik diri dari kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya.
Seorang anak yang mampu memperhatikan kreatifitasnya akan mencapai masa produktif dan mempunyai peluang yang baik untuk mengembangkan diri lebih jauh yang disertai keterlibatan yang terus-menerus dalam kegiatan kreatif disegala bidang. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreatifitas mempunyai peran penting dalam menentukan perkembangan manusia. Karena anak yang dapat menyalurkan kreatifitasnya akan mempunyai makna pada tahap perkembangannya.
Tehnik-tehnik menumbuhkan kreatifitas yaitu:
a. Saran dan pendapat
b. Pertanyaan yang mengubah ide
c. Daftar sifat yang dimiliki
d. Pertanyaan terbuka dan demokrasi
e. Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat
Menurut klausmeir langkah-langkah yang diperlukan dalam pembentukan ketrampilan memecahkan masalah berlaku pula untuk pembentukan kreatifitas. Sekolah dapat menolong siswa mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah dan sekaligus mengembangkan kreatifitas. Dari hasil-hasil penelitian tentang kreatifitas dapat dikemukakan asas-asas pengembangan kreatifitas (klausmeier & ripple, 1971), sebagai berikut :
1. Berekspresi
2. Mendorong ekspresi kreatif. Untuk mendorong penemuan-penemuan atau tingkah laku kreatif, Torrance (1965), mengemukakan saran tentang apa yang dapat dilakukan guru terhadap siswanya sebagai berikut :
ü Hargailah pertanyaan-pertanyaanya, termasuk yang kelihatan aneh atau luar biasa
ü Peka terhadap persoalan
ü Hargailah gagasan yang imajinatif dan kreatif
ü Tunjukan pada siswa bahwa gagasan itu bernilai
ü Kadang berikanlah kesempatan pada siswa untuk melakukan sesuatu tanpa ancaman akan dinilai
ü Masukan faktor hubungan sebab akibat didalam penilaian.
3. Sifat sensitive dan peka terhadap persoalan, percaya pada diri sendiri dan fleksibel
4. Melalui cara mengembangkan kreatifitas
E. Berfikir Kreatif
Berfikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan suatu gagasan baru. Gagasan baru tersebut merupakan gabungan gagasan sebelumnya yang belum pernah diwujudkan .
Pengertian ini lebih memfokuskan pada proses individu untuk memunculkan gagasan baru yang merupakan gabungan gagasan-gagasan sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Pengertian berfikir ini ditandai adanya gagasan baru yang dimunculkan sebagai hasil dari proses berfikir tersebut.
Kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat perbedaan. Sedangkan kreatif adalah orang melihat yang sama tapi berfikir dengan cara yang berbeda. Orang kreatif mampu stand out of the crowd tampil diantara kerumunan orang. Perbedaan kreatifitas membuat peluang baru dan terbuka.
Berfikir kreatif berarti melibatkan diri dalam proses mental yang dipergunakan dalam bentuk berfikir yang meliputi bidang tanggapan, asosiasi, dan penggunaan kembali.
Tugas utama sebagai siswa kreatif dalam berfikir adalah :
· Sanggup meneriman segala uraian guru dan tugas yang harus dipecahkan
· Menyingkat pengalaman belajar
· Memberi analisis tentang pemecahan masalah
· Memberi kritik yang sehat tentang pemecahan masalah
· Dapat menggunakan ilmu yang dimiliki dalam perbuatan dan tindakan
Ciri-ciri berfikir kreatif antara lain :
· Hasil yang dicapai bersifat orisinil
· Menggunakan prosedur dengan cara-cara baru dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
Jadi cara berfikir kreatif dalam mengerti bentuk-bentuk perbuatan tingkah laku dan kegiatan-kegiatan mental yang lain yang melibatkan yang melibatkan diri dalam proses identifikasi.
Tipe-tipe manusia dan cara berfikir menurut SPRANGER :
1. Berfikir teoritis
Ciri-ciri dari orang kepribadian teori adalah seorang pemikir, suka membaca
2. Berfikir ekonomis
Kalau kita ingin melihat kepribadian orang yang bertipe ekonomi kita bisa melihat orang ras china yang hidup di negara kita
3. Berfikir estetis
Untuk melihat orang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita bisa melihat musisi, penyanyi, pelukis, dan lain sebagainya, atau kita bisa melihat orang yang dalam kesehariannya menghabiskan waktunya untuk keindahan. Karena pada intinya orang yang memiliki kepribadian sini adalah orang yang jiwanya dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan.
4. Berfikir sosial
Orang yang supel atau mudah bergaul, inilah orang yang memiliki kepribadian sosial. Karena orang berkepribadian sosial biasanya mudah dan suka bergaul, suka bergaul dan suka bergaul, suka menolong, suka menolong dan rela berkorban untuk oranglain.
5. Berfikir politik
6. Berfikir religious
Inilah kepribadian yang dimiliki para ulama, pastur, pendeta, dan pemuka agama lainnya. Bagi orang yang memiliki kepribadian agama yang terpenting bagi mereka adalah menghambakan diri dan menghabiskan hidupnya demi Tuhan YME.
C. G Jung, seorang ahli penyakit jiwa dari swiss, membuat pembagian tipe manusia dengan cara lain lagi. Ia menyatakan bahwa perhatian manusia tertuju pada dua arah, yakni keluar dirinya yang disebut extrovert dan kedalam dirinya disebut introvert. Jadi, menurut Jung, tipe manusia dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu:
1. Tipe extrovert, yaitu orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang-orang lain dan kepada masyarakat.
2. Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya.
Orang yang tergolong tipe extrovert mempunyai sifat : berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali. Mereka mudah memengaruhi , dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Adapun orang-orang yang tergolong introvert memiliki sifat :kurang pandai bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka menyendiri dan suka takut pada oranglain.
EKSTROVER INTROVER
1. lancar berbicara 1. Lebih suka dalam bentuk tulisan daripada bicara
2. bebas dari rasa takut 2. Cenderung penakut
3. tak mudah bingung 3. mudah bingung
4. konservatif 4. berfikir radikal
5. tertarik pada olahraga 5. suka majalah
6. berpegang pada yang obyektif 6. lebih berperasaan subjektif
7. senang bergaul 7. enggan bergaul
8. suka kerjasama dg oranglain 8. senang bekerja sendiri
9. memperhatikan 9. Kurang memperhatikan kesakitan dan
kesakitan dan memilih oranglain. memilih oranglain
10.bersifat fleksibel dan mudah 10. kurang fleksibel
menyesuaikan diri
F. Aplikasi penerapan sistem kreatifitas belajar di sekolah
Faktor penting dalam meningkatkan kreatifitas disekolah adalah guru. Banyak sekali hal yang dapat dilakukan guru disekolah untuk merangsang dan meningkatkan daya fikir siswa, sikap dan prilaku kreatif siswa, melalui kegiatan didalam atau diluar kelas. Potensi kreatif siswa di sekolah dapat ditingkatkan dengan cara mengusahakan iklim di kelas yang dapat mengunggah kreatifitas siswa. Selanjutnya guru harus menghargai keunikan pribadi dan potensi setiap siswa dan tidak perlu selalu menuntut dilakukannya pada hal-hal yang sama. Pada waktu tertentu siswa diberi kebebasan untuk melakukan sesuatu yang disenangi oleh siswa.
Dalam kegiatan belajar, proses berfikir kreatif dan pemecahan masalah secara kreatif dirangsang dengan mengajukan pertanyaan, untuk menemukan masalah sendiri, untuk menggunakan imajinasinya dalam mengemukakan macam-macam gagasan atau kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan. Dalam hal ini guru lebih banyak memberi umpan balik dan meminta siswa untuk menilai sendiri produk-produk kreatifitasnya.
Dalam melaksanakan pengajaran kreatif, guru harus kreatif dan memiliki semangat petualang ( Torrance, 1967). Hal ini berarti bahwa cara guru mengajar seharusnya bervariasi, dengan untuk mencoba sesuatu yang baru, tidak kaku dalam melaksanakan kurikulum atau aturan-aturan yang ada serta bersikap hangat kepada siswa. Guru dalam mengajar hendaknya menciptakan lingkungan yang merangsang belajar kreatif, terampil mengajukan dan mengundang pertanyaan, dan dapat memadukan perkembangan kognitif dan afektif.
Munandar (1987) Memberikan saran agar guru dapat mengajar secara kreatif. Sara- saran tersebut adalah sebagai berikut :
a. Guru menghargai kreatifitas siswa
b. Guru bersikap terbuka terhadap gagasan
c. Guru mengakui dan menghargai adanya perbedaan individual
d. Guru bersikap menerima dan menunjang anak
e. Guru menyediakan pengalaman mengajar yang berdiferensiasi
f. Guru cukup memberikan struktur dalam mengajar sehingga anak tidak merasa ragu
g. Setiap anak ikut mengambil bagian dalam merencanakan pekerjaan kelompok
h. Guru tidak bersikap sebagai tokoh yang maha mengetahui tetapi menyadari keterbatasan sendiri
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membaca materi kreatifitas diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya setiap manusia memiliki potensi kreatifitas untuk mengembangkan setiap bakat yang dimiliki, dan faktor yang mempengaruhi yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tugas kita sebagai seorang guru (calon pendidik) adalah membantu siswa dan mengarahkannya untuk lebih kreatif melalui metode pembelajaran yang efektif dan disenangi oleh siswa sehingga siswa mampu berkembang dalam berfikir maupun dalam mengesplor bakat dan minat yang dimiliki.
B. Saran
Metode belajar efektif dan menyenangkan seperti school to nature dapat membantu siswa dalam mengembangkan kreatifitasnya, oleh sebab itu guru diharapkan setiap harinya mampu membuat ide-ide yang berbeda untuk melakukan pengajaran pada anak didiknya
0 komentar:
Posting Komentar