PSIKOLOGI
A. Definisi Psikologi Menurut Para Ahli
1. Crow & Crow
Pschycology is the study of human behavior and human relationship. (Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
2. Sartain
Psychology is the scientific study of the behavior of living organism,with especial attention given to human behavior. (Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).
3. Bruno (1987)
Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidup mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
4. Chaplin (1972) dalam Dictionary of psychology
Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan.
5. Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981)
Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan – kegiatan jiwa.
6. Richard Mayer (1981)
Psikologi merupakan analisi mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
7. James,W. (dlm Harriman,P.L.,1963 ,Handbook of Psychological Terms)
“The science of mental life, both of its phenomena, and of their condition”.
8. Crooks,R.L., Stein,J. , 1988,(dlm Psychology. Science,Behavior and Life)
“The scientific study of the behavior and mental processes of humans and other animals”.
9. Wortman,C.,Loftus,E.,Weaver,Ch.,2004 (dlm Psychology. 5th.ed)
‘The scientific study of behavior, both external observable action and internal thought”.
10. Westen, Drew, 1959 (dalam buku Psychology : mind, brain & culture)
”The scientific investigation of mental processes and behavior.”
B. Definisi Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli
1. Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
v Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
v Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
v Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
v Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif.
v Penyenggaraan pendidikan keguruan
2. Barlow (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process.
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.
3. Tardif (Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
4. Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of human being.
Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
5. Ensiklopedia Amerika
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
6. Barrow
Psikologi Pendidikan adalah seperangkat ilmu yang diperoleh dari penelitian psikologi sebagai acuan lebih efektif di dalam proses belajar mengajar.
7. Muhibin Syah
Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan.
8. Ellio, dkk
Education of Pshycology is the aplication of phsycology to the study of development, learning, motivation, instruction, and related issues.
C. Cabang – Cabang Psikologi
1. Psikologi perkembangan
Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak dilahirkan sampai dengan mati. Terapan dari ilmu psikologi perkembangan digunakan di bidang berbagai bidang seperti pendidikan dan pengasuhan, pengoptimalan kualitas hidup dewasa tua, penanganan remaja.
Adapun definisi psikologi perkembangan menurut para ahli adalah sebagai berikut:
- Menurut Prof. .Dr. F.J. Monks, Prof.Dr. A.M.P. Kenoers, dan Prof. Dr Siti Rahayu haditoro, psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersoalkan foktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang , dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.
- Menurut Dra. Kartini Kartono, psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang memperlajari tingkah laku manusia yang dimulai pada periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa.
- Menurut David G Myers (1996), Psikologi perkembangan “a branch of psychologu that studies physical, coginitive, and social change throughout the life span”
- Menurut Kevil L.Seifert & Robert J Hoffnung (1994), Psikologi Perkembangan “The schientificy study of how thoughts, feeling, personalitu, social relationships, and body of motor skill envolve as an individual grows older”
- MenurutLinda L Daidoff (1991), Psikologi Perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.
- Menurut M. Lenner (1976), Psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembangn dari anak-anak, remaja, sampai dewasa.
Jadi, psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku. Selain itu, psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati.
2. Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang, dan sering terfokus pada sub kelompok seperti berbakat anak-anak dan mereka yang tunduk pada khusus penyandang cacat .
Menurut Muhibin Syah (2002), psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika, Psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
3. Psikologi Kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
Untuk menjelaskan kepribadian menurut psikologi akan digunakan teori dari George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian tersebut.
4. Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahli psikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka.
Psikologi sosial sempat dianggap tidak memiliki peranan penting, tapi kini hal itu mulai berubah. Dalam psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. psikologi sosial telah memberikan pencerahan bagaimana pikiran manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui berbagai penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.
Walaupun terdapat banyak kesamaan, para ahli riset dalam bidang psikologi dan sosiologi cenderung memiliki perbedaan dalam hal tujuan, pendekatan, metode dan terminologi mereka. Mereka juga lebih menyukai jurnal akademik dan masyarakat profesional yang berbeda. Periode kolaborasi yang paling utama antara para ahli sosiologi dan psikologi berlangsung pada tahun-tahun tak lama setelah Perang Dunia II. Walaupun ada peningkatan dalam hal isolasi dan spesialisasi dalam beberapa tahun terakhir, hingga tingkat tertentu masih terdapat tumpang tindih dan pengaruh di antara kedua disiplin ilmu tersebut.
Sebagian besar ahli psikologi sosial mendapatkan pelatihan dalam bidang psikologi. Pendekatan mereka terhadap bidang tersebut berfokus pada individu dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu dipengaruhi oleh orang lain. Para periset yang berorientasi psikologi menekankan situasi sosial yang baru terjadi dan interaksi sosial antara seseorang dan variabel situasi. Riset mereka cenderung empiris dan kuantitatif, dan sering kali dipusatkan dalam eksperimen laboratorium, namun ada juga upaya pemodelan komputasional dalam bidang tersebut.
Para ahli psikologi yang mempelajari psikologi sosial tertarik dengan topik seperti perilaku, kognisi sosial, disonansi kognitif, pengaruh sosial, dan perilaku interpersonal seperti altruisme dan agresi. Tiga jurnal yang berpengaruh untuk memublikasikan riset dalam bidang ini adalah Journal of Personality and Social Psychology, the Journal of Experimental Social Psychology, and the Personality and Social Psychology Bulletin. Ada juga beberapa jurnal psikologi sosial yang umum dan terspesialisasi.
5. Psikologi Anak
Psikologi yang mempelajari dan memahami perkembangan anak dari 0-12 tahun, dimana perkembangan kecedasannya, sosialnya, fisiknya, mentalnya.
Menurut Kartono bahwa “Psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja sampai periode adolesense menjelang dewasa.”
D. Aliran – Aliran Psikologi
1. Behaviorisme
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Tokoh-tokohnya diantaranya:
Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme :
o Obyek psikologi adalah tingkah laku.
o Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
o Mmementingkan pembentukan kebiasaan
2. Holisme
Holisme (dari ὂλος Holos, sebuah bahasa Yunani kata yang berarti semua, utuh, seluruh, total) adalah gagasan bahwa semua sifat-sifat yang diberikan sistem (fisik, biologi, kimia, sosial, ekonomi, mental, linguistik , dll) tidak dapat ditentukan atau dijelaskan oleh bagian-bagian komponennya saja.
Sebuah gerakan holistik utama di awal abad kedua puluh adalah psikologi gestalt. Klaim itu bahwa persepsi bukanlah sebuah agregasi atom data yang masuk akal tapi lapangan, di mana ada tokoh dan tanah. Background has holistic effects on the perceived figure. Latar belakang memiliki efek holistik pada angka dirasakan.
Psikolog Gestalt termasuk Wolfgang Koehler , Max Wertheimer , Kurt Koffka. Koehler menyatakan bidang persepsi berhubungan dengan medan listrik di otak. Karl Lashley melakukan percobaan dengan potongan-potongan kertas emas dimasukkan ke dalam otak monyet yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa bidang-bidang seperti tidak ada.
Namun, banyak dari ilusi-ilusi perseptual dan fenomena visual dipamerkan oleh gestaltists diambil alih (sering tanpa kredit) oleh para psikolog kemudian persepsi.
Gestalt psikologi memiliki pengaruh pada Fritz Perls ' gestalt terapi , meskipun beberapa tua-line gestaltists menentang hubungan dengan kontra-budaya dan New Age tren kemudian dikaitkan dengan terapi gestalt.
Teori Gestalt juga berpengaruh pada fenomenologi. Aron Gurwitsch menulis tentang peran bidang kesadaran dalam teori gestalt dalam hubungannya dengan fenomenologi. Maurice Merleau-Ponty, banyak menggunakan psikolog holistik seperti karya Kurt Goldstein dalam Fenomenologi Persepsi nya.
Alfred Adler percaya bahwa individu (keseluruhan yang terpadu diungkapkan melalui kesatuan diri yang konsisten dari pikiran, perasaan, dan tindakan, bergerak menuju suatu, sadar tujuan akhir fiksi ), harus dipahami dalam keseluruhan yang lebih besar dari masyarakat, dari kelompok-kelompok yang ia milik (dimulai dengan tatap wajahnya hubungan), untuk seluruh umat manusia yang lebih besar. Pengakuan embeddedness sosial kita dan kebutuhan untuk mengembangkan minat pada kesejahteraan orang lain, serta menghormati alam, berada di jantung filsafat Adler hidup dan prinsip-prinsip psikoterapi.
Edgar Morin , filsuf Perancis dan sociobiologist, dapat dianggap sebagai holistik berdasarkan transdisciplinary sifat karyanya, Mel Levine, MD, penulis Pikiran A pada suatu Waktu, dan co-pendiri (dengan Charles R. Schwab) organisasi tidak-untuk profit Semua Jenis Pikiran, dapat dianggap sebagai holistik didasarkan pada pandangan tentang 'anak seluruh' sebagai produk dari banyak sistem dan karyanya mendukung kebutuhan pendidikan anak melalui manajemen profil pendidikan anak sebagai keseluruhan daripada kelemahan terisolasi dalam profil itu.
3. Nativisme
Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Pelopor aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Faktor linkungan sendiri dinilai kurang berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Pada hakekatnya aliran Nativisme bersumber dari Leibnitzian Tradition, sebuah tradisi yang menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak. Hasil perkambangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang tua.
Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri. nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahar dari lahir, ia kan menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, maka ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
Pandangan itu tidak menyimpang dari kenyataan. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.
Dengan tegas Arthur Schaupenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik. Pandanga ini sebagai lawan dari optimisme yaitu pendidikan pesimisme memberikan dasar bahwa suatu keberhasilan ditentukan oleh faktor pendidikan, ditentukan oleh anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab lingkungan itu tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Walaupun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik anak mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat pembawaan genetika itu bukan satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan anak, tetapi masih ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan dan pembentukan anak menuju kedewasaan, mengetahui kompetensi dalam diri dan identitas diri sendiri (jatidiri).
4. Emperisme
Aliran emperisme dikemukakan oleh John Locke yang menyatakan bahwa pada perkembangan anak, faktor lingkungan lebih berperan daripada faktor keturunan. Misalnya seorang anak yang memiliki keturunan yang bersifat baik, tetapi lingkungan disekitarnya buruk atau teman-teman yang sering diajaknya bermain berprilaku buruk, pasti si anak akan meniru kebiasaan tersebut, karena pergaulan sangat berpengaruh pada tingkah laku pada anak, khususnya dikalangan remaja.
5. Konvergensi
Aliran konvergensi dikemukakan oleh William Stern yang menyatakan bahwa faktor keturunan sama besar pengaruhnya dengan faktor lingkungan. Disini keduanya sama-sama sangat berpengaruh pada perkembangan anak, jadi jika anak dididik dengan baik, walaupun dari keturunan yang buruk, kemungkinan si anak dapat berprilaku baik. Disini juga dituntut bimbingan dari keluarga dan juga masyarakat tempat ia tumbuh.
0 komentar:
Posting Komentar